Masa praaksara atau biasa disebut masa prasejarah adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Pada masa ini, kita tidak dapat mengetahui sejarah serta kebudayaan manusia melalui tulisan. Manusia muncul di permukaan bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam kala plestosen. Satu-satunya sumber untuk mengetahui kehidupan manusia purba hanya melalui peninggalan-peninggalan mereka yang berupa fosil, alat-alat kehidupan, dan fosil tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup dan berkembang pada masa itu.
PEMBAGIAN MASA PRAAKSARA
Pembagian Berdasarkan Geologi
1) Arkaekum
Zaman ini terjadi sekitar 2500 juta tahun yang lalu. Belum ada kehidupan pada zaman ini karena kondisi Bumi yang masih belum stabil dan panas.
2) Paleozoikum
Zaman ini disebut juga zaman Primer dan terjadi sekitar 340 juta tahun yang lalu. Sudah ada kehidupan berupa makhluk bersel satu, beberapa jenis ikan, amphibi dan reptil. Kondisi bumi juga belum stabil dan masih agak panas.
3) Mesozoikum
Zaman ini sebut juga zaman Sekunder dan terjadi sekitar 140 juta tahun yang lalu. Kehidupan makin berkembang dengan munculnya reptil-reptil besar yang disebut Dinosaurus dan burung-burung yang besar. Tak heran zaman ini diberi julukan Zaman Reptil.
4) Neozoikum
Zaman ini disebut juga Kainozoikum dan terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini terbagi dua masa, yaitu Zaman Tersier yang ditandai dengan munculnya binatang-binatang Mamalia dan Zaman Kuarter yang ditandai dengan munculnya beberapa jenis manusia purba. Zaman Kuarter terbagi lagi menjadi dua, yaitu Zaman Dilluvium (Pleistosin) yang disebut juga Zaman Es dan Zaman Alluvium (Holosin) yang ditandai dengan munculnya manusia.
Pembagian Berdasarkan Alat Kehidupan
Zaman Batu
Pada zaman ini manusia menggunakan batu sebagai alat-alat pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
• Zaman Paleolithikum
Zaman ini ditandai dengan penggunaan Kapak Genggam (Chopper) dari batu, alat-alat dari tulang, alat penusuk dari tanduk Rusa, dan mata tombak bergerigi. Di zaman ini manusia purba belum mempunyai tempat tinggal tetap (nomaden) dan masih mengumpulkan makanan dari berburu dan meramu (food gathering).
• Zaman Mesolithikum
Zaman ini ditandai dengan penggunaan Kapak Pendek (Bache Courte) dari batu, kapak genggam Sumatera (Sumateralith) atau Pebble, sampah-sampah berupa kulit kerang (kjokkenmoddinger), dan goa tempat tinggal manusia purba (Abris Saus Roche). Di zaman ini manusia purba sudah agak menetap, seperti di goa-goa, dan sudah bercocok-tanam sederhana.
• Zaman Neolithikum
Zaman ini ditandai dengan penggunaan Kapak Persegi, Kapak Lonjong dan Kapak Bahu. Di zaman ini kehidupan manusia purba sudah menetap dan mulai membuat sendiri bahan makanan (food producing).
• Zaman Megalithikum
Zaman ini ditandai dengan bangunan-bangunan besar yang terbuat dari batu, seperti Kuburan Batu (Cipari), Sakrofagus (Bali), Waruga (Sulawesi), Meja Sesajen (Dolmen), Tugu Pemujaan (Menhir), dan Arca Pemujaan Batu. Di zaman ini kehidupan manusia purba sudah menetap dan memiliki aspek spiritualitas.
Zaman Logam
Pada zaman ini manusia sudah mengenal alat-alat kehidupan dari logam, namun batu masih dipergunakan.
Zaman Tembaga
Zaman ini menggunakan tembaga sebagai bahan pembuat alat-alat kehidupan sehari-hari kehidupan. Namun, ini tidak terjadi di Indonesia.
Alat-alat dari Tembaga ini ditemukan di Semenanjung Malaya, Kamboja, Muangthai, dan Vietnam.
Zaman Perunggu
Zaman ini ditandai dengan penggunaan bahan perunggu yang dipergunakan untuk Kapak Corong atau Kapak Sepatu, mata tombak dan genderang dari Perunggu (Nekara), Candrasa, dan perhiasan-perhiasan dari perunggu. Pada masa ini sudah dikenal tehnik a cire perdue.
Zaman Besi
Zaman ini ditandai dengan penggunaan bahan besi yang dipergunakan untuk alat-alat kehidupan sehari-hari. Bijih besi dibentuk dengan cara dilebur dan dicetak dengan tehnik a cire perdue. Selain itu, ada dua tehnik lagi yang dikembangkan, yaitu bival dan bivalve.
Pembagian Berdasarkan Corak Kehidupan
• Masa Berburu
Kehidupan manusia purba pada masa berburu selalu berpindah – pindah atau nomaden. Karena selalu mencari binatang buruan dan bahan makanan yang disediakan oleh alam berupa binatang, (food gathering).
• Masa Meramu
Manusia masih bersifat nomaden, namun manusia pada masa ini mencari bahan makanan berupa tumbuhan.
• Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini manusia purba sudah mengenal bercocok tanam, namun budaya berburu dan meramu belum sepenuhnya hilang.
TRADISI MASA PRAAKSARA
Pada masa praaksara hanya terdapat tradisi berbentuk lisan, yaitu penuturan secara lisan dari generasi ke generasi sehingga terjadi tradisi. Tradisi lisan berfungsi sebagai informasi pengetahuan tentang kejadian ataupun pengalaman masa lalu. Tradisi lisan dibagi menjadi, tradisi sejarah dan tradisi kesastraan.
Tradisi sejarah dan tradisi kesastraan selalu berkaitan tentang kepercayaan. Pada masa praaksara, kepercayaan yang dianut oleh manusia purba adalah animisme dan dinamisme.
Bentuk-Bentuk Sejarah Lisan
Wujud jejak-jejak prasejarah antara lain:
a) Folklore, yaitu adat istiadat tradisional dan ceritera rakyat yang diwariskan
secara turun temurun akan tetapi tidak dibukukan. Wujudnya ada 2 yaitu:
• Folklore lisan, yaitu semua peninggalan yang hanya didapat dari ucapan, contoh: bahasa, teka-teki dan puisi rakyat.
• Folklore semi-lisan, yaitu semua peninggalan yang berupa ucapan dan hasil kebudayaan, contoh: tari rakyat, upacara tradisional, dan adat kebiasaan
• Folklore non lisan, yaitu semua benda-benda hasil kebudayaan manusia. Contoh: kerajinan tangan, pakaian, benda-benda untuk keperluan hidup dll.
b) Mitologi, yaitu ilmu tentang kesusasteraan yang mengandung konsep tentang dongeng suci, kehidupan para dewa dan makhluk halus salam suatu kebudayaan. Atau ceritera tentang asal usul alam semesta, manusia dan bangsa yang dikaitkan dengan cara-cara gaib dan mengandung arti mendalam. Contoh: Mitos tentang Nyai Loro Kidul.
c) Legenda, yaitu ceritera pada masa lampau yang masih memiliki hubungan dengan peristiwa-peristiwa sejarah atau dongeng-dongeng. Contoh: Legenda Gunung Tangkuban Perahu, Terjadinya Kota Banyuwangi, Pulau Samosir dll.
d) Dongeng, yaitu cerita rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi yang berisikan nasihat, hiburan, dan sindiran sosial. Dongen digolongkan menjadi:
• Dongeng tentang binantang (fabel), yaitu dongeng dengan peran utamanya adalah hewan, contoh: Si Kancil dan Buaya
• Dongeng tentang kehidupan manusia, yaitu dongeng yang menceritakan suka duka kehidupan, contoh: Cinderella dan Malin Kundang
• Dongeng lucu, yaitu dongeng yang bersifat lelucon, contoh: Si Kabayan
e) Upacara, yaitu rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan aturan tertentu berdasarkan adat istiadat, agama dan kepercayaan. Contoh: Upacara penguburan mayat, upacara perkawinan, dll.
f) Lagu-lagu Daerah, yaitu syair-syair yang dinyanyikan atau ditembangkan dengan irama yang indah dan menarik.
SUMBER-SUMBER INFORMASI TENTANG MANUSIA MASA PRAAKSARA
Manusia pada masa praaksara tidak mewariskan peninggalan-peninggalan, namun kehidupannya dapat diketahui dari sumber-sumber informasi sebagai berikut:
Hasil penggalian fosil
Fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan bagian tubuh manusia yang telah membatu. Dengan ditemukannya fosil manusia merupakan petunjuk adanya kehidupan manusia pada masa praaksara. Fosil tersebut dinamakan fosil pandu.
Berikut contoh fosil manusia purba yang ada di Indonesia:
– Pithecanthropus Mojokertoensis, ditemukan di Perning, Mojokerto, tahun 1936 oleh Duyfjes dan Koeningswald.
– Meganthropus Paleojavanicus, ditemukan di daerah Sangiran, Surakarta oleh Von Koenigswald pada tahun 1941.
– Pithecantropus Erectus, fosil manusia purba yg ditemukan oleh Eugen Dubois, pada tahun 1890 di desa trinil Ngawi Jawa Timur.
– Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di lembah sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada tahun 1931 – 1934 di desa Ngandong kabupaten Blora.
– Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia praaksara yg ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur.
Tempat perlindungan di bawah karang (abris sous rouches)
Tempat perlindungan di bawah karang berbentuk gua, dan merupakan tempat perkampungan manusia pada masa praaksara yang hanya ditempati sementara waktu. Gua karang tempat perlindungan manusia praaksara dinamakan abris sous rouches. Di daerah tersebut ditemukan berbagai alat-alat dari batu, tulang, tanduk, dan kerang. abris sous rouches banyak ditemukan di Teluk Triton (Papua), Pulau Seram (Maluku), dan di gua Leang-Leang (Sulawesi Selatan).
Dapur sampah (kjokkenmoddinger)
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang. Kulit kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut sebagai dapur sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah tersebut berupa bukit kerang dan sering diketemukan bekas peralatan yang biasa dipergunakan manusia praaksara. Hal ini banyak dijumpai di Medan (Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh).
Alat-alat yang dipergunakan manusia praaksara
Manusia praaksara telah mengenal berbagai bentuk peralatan sederhana yang dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Jenis peralatan yang ditemukan pasa penemuan fosil manusia Indonesia ada zaman praaskara adalah beliung persegi dan kapak lonjong yang kedua alat tersebut dibuat dari batu.
Persebaran alat-alat manusia praaskara tersebut sekaligus menujukan bukti persebaran manusia pada masa praaskara. Bardasarkan sumber-sumber informasi tersebut diperoleh data mengenenai manusia Indonesia yang hidup pada masa praaskara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih teLah berkunjung..♥♥